Tak jarang kita saksikan di tayangan televisi, ketika Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) merazia gelandangan pengemis (gepeng) di jalanan, justru para petugas mendapati uang dalam jumlah banyak terkumpul dalam kantong masing-masing pengemis itu.
Ironisnya, bahkan ada yang memiliki rumah megah dan kendaraan mewah. Pakaian lusuh yang dikenakan saat beraksi di jalan hanyalah kamuflase untuk menarik simpati orang lain agar merasa iba kepadanya. Lebih parah lagi, ada yang berpura-pura cacat dan rela berpanas-panasan di bawah terik matahari demi mendapatkan penghasilan instan.
Sejatinya Rasulullah melarang umatnya untuk berpangku tangan. Beliau justru memotivasi untuk meningkatkan etos kerja demi mencukupi kebutuhan hidupnya.
Rasulullah bersabda,
عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلًا فَيَأْتِيَ الْجَبَلَ فَيَجِيءُ بِحُزْمَةٍ مِنْ حَطَبٍ عَلَى ظَهْرِهِ فَيَبِيعَهَا فَيَسْتَغْنِيَ بِهَا، خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ أَعْطَوْهُ أَوْ مَنَعُوهُ (رواه البخاري)
Dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari kakeknya berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Sungguh seorang dari kalian yang mengambil talinya lalu dia mencari seikat kayu bakar dan dibawa dengan punggungnya kemudian dia menjualnya lalu Allah mencukupkannya dengan kayu itu lebih baik baginya daripada dia meminta-minta kepada manusia, baik mereka memberinya atau tidak.” (H.R. al-Bukhari)
Makanan terbaik yang dimakan oleh seorang hamba dan diberikan kepada keluarganya adalah yang diperoleh dengan cucuran keringatnya sendiri. Dia akan mendapat keberkahan dari kerja kerasnya itu.
Para nabi utusan Allah, tak serta merta mendapatkan makanan dari langit setiap harinya tanpa perlu berusaha mencari penghidupan. Di samping tugasnya menyampaikan risalah kepada umatnya, para nabi juga bekerja sesuai dengan keahliannya.