Agar umat muslim di penghujung ajal bisa dengan mudah melafalkan kalimat thayyibah, kalimat La ilaha ilallah. “Pertama kita harus membiasakan melafalkan kalimat itu. Kedua, hati kita harus selalu diisi dengan kalimat thayyibah setiap harinya. Kita harus sering mengucapkan istighfar untuk membersihkan diri, dan kita parfumi dengan bersalawat kepada Nabi.”
Imam Ghozali dalam kitabnya, berani menjadikan tobat sebagai sebuah kewajiban bagi orang yang memiliki keimanan. Imam Ghozali menyandarkan pendapatnya pada sebuah ayat Alquran: “Dan bertobatlah kamu—sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman—agar kalian beruntung.”(QS.An-nur:31)
Menurut Ahmad, dari ayat di atas dapat kita lihat anjuran tobat ditujukan bagi hamba-hamba Allah yang beriman. “Sebagai orang yang beriman kita harus membiasakan tradisi tobat setiap saat, jangan sampai di dalam hati kita terbesit sebuah anggapan bahwa kita adalah adalah mahluk yang suci dari dosa.”
Rasulullah juga selalu mengingatkan dan mengajak kepada kita untuk bertobat kepada Sang Ilahi. Manusia juga tidak akan bahagia menjumpai Tuhannya kelak jika mereka masih membawa dosanya.
Seperti dilansir dari website Ponpes Lirboyo, kadang-kadang orang tidak mau bertobat karena tidak tahu bagaimana caranya bertobat. Padahal untuk bertobat kita hanya perlu merenungi dan menyesali apa yang telah kita lakukan, dan membuat janji suci kepada Allah untuk tidak mengulangi dosa yang sama.
Selain itu, lanjut Ahmad, perbanyak salat malam karena salat malam salah satu pintu terdekat untuk mengantarkan kalimat istighfar kepada Allah. “Hari ini, kita bisa memulainya dengan bertobat. Mungkin untuk besok kita sudah bisa membiasakakan tobat sebagai rutinitas kita.” (Okz)