Ketika kita merenungkan sebuah fakta yang mencengangkan. Seorang mukmin tertimpa musibah, lalu ia berdoa dan terus berdoa, tapi ternyata keterkabulan tak jua menghampirinya. Saat keputus asaan telah mulai masuk ke jiwanya, ia menoleh kedalam relung hatinya. Ia pun ridlo pada takdir dan tak berputus asa dari rahmat Allah ‘Azza wa Jalla juga telah mengisyaratkan masalah ini dalam firman-Nya, karena saat itu iman tengah bercokol dan setan sudah berpamitan.
Dalam kondisi seperti itu pula tingkatan iman tiap-tiap orang bisa dibaca. Allah ‘azza wa Jalla juga telah mengisyaratkan masalah ini dalam firman-Nya, hingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya ” Bilakah datangnya pertolongan Allah” (Qs Al Baqarah ; 214)
Hal yang sama juga terjadi pada Nabi Ya’qub alayhissalam usai kehilangan salah satu putranya. Walau waktu telah berjalan jauh, ia tetap mengharapkan kepulangannya. Tetapi ternyata putranya yang lain justru diambil lagi. Lagi-lagi ia tetap mempertahankan harapannya pada kedermawanan Allah dengan mengatakan,” Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku (QS Yusuf : 83)
Doa yang sama dipanjatkan Nabi Zakariya alayhissalam saat tertimpa hal yang sama,
“ Dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada engkau, Ya Tuhanku “ (Qs Maryam : 4)
Karena itu jangan sekali-kali menganggap lama terkabulnya doa. Ingatlah dengan sungguh-sungguh bahwa Allah adalah Dzat yang memiliki segalanya. Dia adalah zat yang Maha Bijakasana dalam mengatur . Dia adalah Dzat Yang Maha Mengetahui Kemashlahatan”
Sadarlah bahwa Dia bermaksud menguji anda untuk mengetahui isi hati anda. Dia ingin melihat tindakan merendahkan diri anda. Dia hendak mengganjar anda atas kesabaran dan perbuatan-perbuatan baik anda lainnya.
Allah menguji anda dengan menunda terkabulnya doa Anda , agar anda memerangi was-was iblis
Pengetahuan-pengetahuan seperti itu bisa memperkuat keyakinan anda pada kedermawanan Allah dan mendorong anda untuk bersyukur kepadaNya. Karena, Dia telah menguji anda agar anda mau meminta kepadaNya dan ketidak mampuan yang memaksa anda untuk mengiba kepadaNya ..sejatinya hal itu adalah puncak kekayaan anda..!
(ibnul Jauzi, Saidul Khatir)