Fitrah jalan keluar dari Allah selalu beriringan dengan seberapa tingkat ketakwaan hamba-Nya. Didahului dengan pertobatan, rasa syukur, serta amalan vertikal dan horizontal, kemudian segala daya akal dan upaya kita kerahkan untuk menemukan jalan keluar yang telah Allah siapkan untuk permasalahan kita.
“Hai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” Namun, banyak manusia merasa bisa menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa pertolongan Tuhan-Nya.
Atau, sebagian lain justru merasa tidak ada jalan keluar dan berputus asa atas masalah yang mendera. Dalam kutipan surahYusuf di atas, manusia yang berputus asa dari rahmat Allah atau bahkan tidak mengimani adanya jalan keluar, masuk dalam kategori manusia yang melakukan kekufuran.
Jadi, masalah yang dihadapi manusia dapat dipahami sebagai ujian keimanan dari Allah. Lalu, apakah kita akan kufur atau percaya pada pertolongan-Nya? Harusnya, kita selalu yakin Allah menyediakan jalan keluar dari setiap permsalahan yang kita hadapi.
Kalau saja kepercayaan tentang fitrah jalan keluar tertanam luas dalam cara pandang masyarakat kita, tentu tak akan lagi kita memilih lari dari permasalahan dengan cara bunuh diri, menggunakan narkotika, mabuk-mabukan, kekerasan, dan cara lainnya. Wallahu a’lam. (rol)