Setelah sekian lamanya berjalan, akhirnya waktu mendekati masjid, langit sudah mulai terang. Kakek itu melanjutkan perjalanannya, melewati masjid.
Ketika memasuki masjid, Ali menyangka salat Subuh berjemaah sudah usai. Ia bergegas. Ali terkejut sekaligus gembira, Rasulullah dan para sahabat masih rukuk pada rakaat yang kedua. Berarti Ali masih punya kesempatan untuk memperoleh salat berjemaah. Jika masih bisa menjalankan rukuk bersama, berarti ia masih mendapat satu rakaat salat berjemaah.
Sesudah Rasulullah mengakhiri salatnya dengan salam, Umar bin Khattab memberanikan diri untuk bertanya. Wahai Rasulullah, mengapa hari ini salat Subuhmu tidak seperti biasanya? Ada apakah gerangan?
Rasulullah balik bertanya, Kenapakah, ya Umar? Apa yang berbeda?
Kurasa sangat lain, ya Rasulullah. Biasanya engkau rukuk dalam rakaat yang kedua tidak sepanjang pagi ini. Tapi tadi itu engkau rukuk lama sekali. Kenapa?
Rasulullah menjawab, Aku juga tidak tahu. Hanya tadi, pada saat aku sedang rukuk dalam rakaat yang kedua, Malaikat Jibril tiba-tiba saja turun lalu menekan punggungku sehingga aku tidak dapat bangun iktidal. Dan itu berlangsung lama, seperti yang kau ketahui juga.
Umar makin heran. Mengapa Jibril berbuat seperti itu, ya Rasulullah?
Nabi berkata, Aku juga belum tahu. Jibril belum menceritakannya kepadaku.
Dengan perkenaan Allah, beberapa waktu kemudian Malaikat Jibril pun turun. Ia berkata kepada Nabi saw., Muhammad, aku tadi diperintahkan oleh Allah untuk menekan punggungmu dalam rakaat yang kedua. Sengaja agar Ali mendapatkan kesempatan salat berjemaah denganmu, karena Allah sangat suka kepadanya bahwa ia telah menjalani ajaran agamaNya secara bertanggung jawab. Ali menghormati seorang kakek tua Yahudi. Dari penghormatannya itu sampai ia terpaksa berjalan pelan sekali karena kakek itupun berjalan pelan pula. Jika punggungmu tidak kutekan tadi, pasti Ali akan terlambat dan tidak akan memperoleh peluang untuk mengerjakan salat Subuh berjemaah denganmu hari ini.
Mendengar penjelasan Jibril itu, mengertilah kini Rasulullah. Beliau sangat menyukai perbuatan Ali karena apa yang dilakukannya itu tentunya menunjukkan betapa tinggi penghormatan umat Islam kepada orang lain. Satu hal lagi, Ali tidak pernah ingin bersengaja terlambat atau meninggalkan amalan salat berjemaah. Rasulullah menjelaskan kabar itu kepada para sahabat. (Inilah)
Oleh Mochamad Bugi