Eramuslim – Dari Abu Hurairah RA ia menuturkan, Rasulullah SAW bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik budi pekertinya.” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, Ahmad, dan Darimi). Hadis tersebut menegaskan bahwa budi pekerti atau akhlak merupakan penentu sempurna atau tidaknya keimanan seseorang.
Tidaklah seseorang merasa telah sempurna imannya hanya karena ibadah ritual semata, tetapi ia harus menunjukkannya pada kehidupan dan akhlak keseharian.
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita bergaul dengan orang yang beragam watak, karakter, kebudayaan, agama, bahkan prinsip hidup yang berbeda. Sikapi segala perbedaan dengan mengedepankan budi pekerti atau akhlak yang baik. Belajarlah menerima perbedaan. Perlakukan setiap orang yang berbeda dengan kita sebagaimana kita ingin diperlakukan.
Tanamkan dalam hati bahwa perbedaan adalah rahmat Tuhan. Dengan begitu, kita akan selalu merasa nyaman hidup berdampingan. Membuat hidup jauh dari permusuhan dan saling menjatuhkan, apalagi mencaci dan merendahkan.
Ketika an-Nawwas bin Sam’an RA bertanya kepada Nabi SAW tentang kebajikan dan dosa, Rasulullah SAW menjawab, “Kebajikan adalah budi pekerti yang baik, sedangkan dosa adalah sesuatu yang merisaukan hati, dan kamu tidak senang apabila hal itu diketahui orang lain.” (HR Muslim). Dengan akhlak yang baik, kita bisa membuat orang lain merasakan kedamaian, tidak tersakiti oleh lisan dan tindakan.