Eramuslim – KEKAYAAN dan kemiskinan merupakan ujian dari Allah Azza wa Jalla terhadap para hamba-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman, “Dan Kami menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan dan hanya kepada Kamilah kalian dikembalikan.” (QS Al-Anbiya: 35)
Dan sungguh menakjubkan keadaan seorang Mukmin, jika ditimpa kesulitan dan penderitaan, ia bersabar, sehingga itu menjadi kebaikan baginya. Jika mendapatkan kesenangan dan kegembiraan, ia bersyukur, sehingga itu juga menjadi kebaikan baginya. Adanya perbedaan rezeki ini juga menyebabkan roda kehidupan berjalan normal. Yang kaya bisa mempekerjakan yang miskin dengan upah, sehingga kebutuhan masing-masing bisa terpenuhi dengan baik. Si kaya membantu si miskin dengan hartanya, sementara si miskin membantu dengan keahliannya.
Jika Allah Azza wa Jalla menguji seorang hamba dengan kemiskinan maka sabar merupakan ibadah termulianya. Barang siapa sempit rezekinya dan kehidupannya susah, maka janganlah ia berkecil hati, karena kehidupan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan mayoritas para sahabat yang mulia juga pas-pasan bahkan dalam kekurangan. Perhiasan dunia yang akan sirna ini tidak pantas untuk disedihkan tatkala luput.
Agar jiwa menjadi tenteram dan menyadari betapa besar karunia Allah Azza wa Jalla kepadanya sehingga bisa bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla , maka dengarkanlah pengarahan dari Nabi kita yang mulia Shallallahu alaihi wa sallam, “Jika salah seorang dari kalian melihat orang yang lebih unggul dalam harta dan tubuh maka hendaknya ia melihat kepada orang yang di bawahnya, yakni orang yang ia ungguli.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Imam Muslim ada tambahan, “Maka hal itu lebih layak menjadikan kalian agar tidak meremehkan karunia Allah Azza wa Jalla kepada kalian.”