Keempat, ulama adalah orang yang memiliki pandangan jauh ke depan, sehingga ulama dapat membaca akan terjadinya fitnah. Allah SWT mengabarkan tentang Qarun yang melampaui batas dan umat pada masa itu terfitnah dengannya. “Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: Semoga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun, sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.” (QS al-Qashash: 79).
Adapun sikap ulama disebutkan pada ayat selanjutnya, “Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar.”
Maka, sudah semestinya kita bersedih jika satu per satu ulama hilang dari tengah-tengah kita. Karena, itu pertanda dicabutnya ilmu agama. “Sesungguhnya, Allah akan menghapus ilmu agama tidak dengan cara mencabutnya secara langsung dari hati umat manusia. Tetapi, Allah akan menghapus ilmu agama dengan mewafatkan para ulama hingga tidak ada seorang ulama pun yang akan tersisa. Kemudian, mereka akan mengangkat para pemimpin yang bodoh. Apabila para pemimpin bodoh itu dimintai fatwa maka mereka akan berfatwa tanpa berlandaskan ilmu hingga mereka tersesat dan menyesatkan.” (HR Muslim).
Rasulullah SAW mengancam orang-orang yang tidak menghormati para ulama, “Bukanlah bagian dari umatku, seseorang yang tidak menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, dan mengetahui hak-hak para ulama.” (HR Ahmad). Wallahu a’lam. (Rol)
OLEH DENI RAHMAN