Benar saja, ketika telur burung menetas lagi, lelaki itu naik ke pohon. Pada saat bersamaan ada pengemis di pintu rumahnya. Ia pun menyuruh si istri memberikan sesuatu kepadanya. Si istri berkata bahwa tidak punya apapun untuk disedekahkan.
Lelaki itu turun dan masuk rumahnya. Ia memberikan sesuap makanan kepada pengemis. Kemudian ia naik pohon kembali dan menurunkan anak-anak burung.
Nabi Sulaiman mengetahui hal tersebut memanggil kedua prajurit penjaga pohon dan bersabda: “Kalian berdua telah membangkang kepadaku!”
Duet prajurit itu berkata:”Kami tidak membangkang, kami telah menetap di pohon itu.”
Mereka menjelaskan kronologi saat si lelaki naik pohon dan memberi sesuap gandum. Para prajurit sudah dalam posisi memegang kaki lelaki.
Tiba-tiba Allah SWT mengutus dua malaikat. Salah satunya memegang leher dan melemparkannya ke arah matahari terbit. Satu malaikat lainnya memegang prajurit lainnya dan melemparkannya ke arah terbenamnya matahari.
Syekh Nawawi al-Bantani menutup kisahnya dengan sebuah hikmah bahwa manfaat bersedekah bisa diraih apabila keadaan sedekah itu berasal dari yang halal. Apabila sedekah berasal dari yang haram, maka tidak akan menghasilkan apa-apa kecuali siksaan.
Sebagaimana diriwayatkan dari Sayyidina Anas bin Malik,”Telah bersabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya di neraka Jahannam terdapat sebuah rumah dinamakan rumah kesusahan di mana Allah menyediakannya untuk orang yang bersedekah dari harta yang haram.” (okz)