Kita mungkin juga akan terheran-heran, bahwa di dalam paru-paru manusia, terdapat bangunan yang memiliki luas setara dengan lapangan tenis. Tempat itulah yang kita sebut dengan alveolus. Di sana terjadi pertukaran antara oksigen yang masuk dengan karbondioksida yang akan dikeluarkan dari tubuh. Apa yang akan terjadi ketika struktur yang berbentuk mirip buah anggur tersebut mengalami kerusakan atau penyusutan luas permukaan? Tentu proses bernapas akan menjadi lebih sulit, membutuhkan energi yang lebih besar, terkadang perlu bantuan oksigen tambahan hingga mesin ventilator dan di saat itulah kita akan sadar, betapa mahalnya harga bernapas.
Tulang, jantung, dan paru-paru tersebut di atas hanya sebagian kecil dari keajaiban yang terdapat dalam diri manusia. Di balik semua itu, masih terdapat keajaiban yang jauh lebih besar serta rahasia-rahasia yang masih belum terungkap. Jika kita melihat tubuh kita lebih dekat lagi, dalam skala mikrometer hingga nanometer maka kita akan menyaksikan kehidupan terkecil yang begitu luar biasa di antara serangkaian besar kehidupan di alam semesta ini. Sel-sel dalam tubuh kita yang kesemuanya berjumlah sekitar 100 triliun, mereka seolah mengerti bahasa satu sama lain.
Sel dalam tubuh kita memiliki bahasa untuk berkomunikasi, melalui molekul-molekul kimia yang berjuta banyaknya. Ketika sel merasa bahwa dirinya sudah terlalu tua dan tidak mampu produktif menjalankan fungsinya, maka dia akan mengeluarkan sinyal melalui molekul kimia yang disebut sitokin untuk memberitahukan pada sel imun untuk membunuhnya agar bisa digantikan dengan sel baru. Ketika sel terinfeksi oleh mikroorganisme patogen maka dia akan berusaha memberitahu sel lain dan meminta sesegera mungkin dihancurkan agar sel lain tidak terinfeksi.