Eramuslim – BANYAK hal besar dan mengagumkan dalam kehidupan ini yang sesungguhnya sering kita lewatkan. Jika kita mau sedikit merenungkan, maka tidak ada sedikitpun hal kecil yang tidak memiliki makna. Seolah-olah mereka hendak mengatakan sesuatu. Sebuah pesan yang hanya bisa ditangkap oleh mereka yang mau memikirkannya.
Jika belajar tentang anatomi tubuh manusia, maka kita akan terheran-heran. Bagaimana mungkin, setiap alur kecil berukuran milimeter sekalipun ternyata memiliki peran yang sangat penting. Tonjolan, lekukan, cekungan, lubang, serta detail detail kecil lainya dalam tulang kita, semua berada dalam posisi yang sangat tepat.
Ada bagian-bagian dari tulang tersebut yang kemudian bertemu membentuk persendian, ada yang menjadi tempat perlekatan otot, ada yang ditembusi oleh pembuluh darah dan saraf, ada pula yang membentuk keanekaragaman wajah kita. Semua dikemas dengan begitu rapi dan sangat efisien.
Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana mungkin semua ini terbentuk dengan sendirinya tanpa ada rancangan, jika ada yang membentuk, lalu siapakah yang menciptakan semua struktur luar biasa itu? Sehingga walaupun setiap manusia berasal dari rahim yang berbeda beda, terbentuk dari sel sperma dan ovum yang juga berbeda beda, tetap memiliki pola struktur yang sama dan telah berlangsung selama berjuta-juta generasi.
Seandainya tubuh ini membentuk dirinya sendiri dari sebuah proses kebetulan, tentulah akan banyak error yang terjadi.
Ketika kita sedang duduk, bersantai, atau beraktivitas normal, tanpa kita sadari semua keajaiban itu bekerja. Setiap hari, jantung manusia normal berdetak sekitar seratus ribu kali, dengan memompa darah sebanyak 2000 galon, untuk mengalirkannya pada pembuluh darah sepanjang 96561 km jauhnya. Sebuah jarak yang fantastis, bahkan energi yang dihasilkan oleh jantung kita setara dengan energi yang diperlukan untuk menggerakkan sebuah truk sejauh 32 km dan dalam seumur hidup setara dengan menggerakkanya dalam jarak 2 kali bumi bulan. Dan hebatnya semua proses ini sebagian besar manusia tidak pernah menyadarinya.