Sepupunya juga menjelaskan, Alquran bukan karangan Muhammad. Namun memang wahyu yang diberikan Allah kepada Muhammad sebagai pembawa pesan kepada umat manusia.
Ilmu pengetahuan ilmiah dalam Alquran
Hal yang paling mendorong Eesa untuk masuk Islam adalah fakta ilmiah dalam Alquran. Di dalam Alquran terdapat ilmu sains tentang pembentukan bayi di dalam rahim ibu, bintang-bintang, dan lautan. Jadi Eesa merasa kagum bagaimana ilmu pengetahuan saat ini membenarkan semua fakta di dalam Alquran.
Eesa terpesona oleh ilmu pengetahuan tersebut. Ia tak tahu ada orang-orang dulu yang telah berbicara tentang bintang-bintang dan seterusnya dan itu benar. Usai menjadi seorang mualaf, Eesa fokus belajar tentang Islam. Ia belajar salat lima kali sehari, mengikuti aturan makan dalam Islam dan cara berpakaian dalam Islam.
Pada awalnya, Eesa tak memberi tahu siapa pun bahwa dia telah menjadi seorang muslim. Ia tak siap menghadapi komentar dan kritik.
Ia hanya menegaskan bahwa tahun-tahun perjalanan dan studinya di Mesir dan Yaman telah mengajarinya begitu banyak tentang luasnya dan rahmat Islam.
Tapi saat itu, dia berpikir dia akan menyimpannya untuk sementara waktu. Dia tidak mengenal orang lain yang muslim kecuali sepupunya.
Suatu ketika Eesa mendapatkan buku-buku tentang tauhid dari toko buku Islam setempat. Ia juga mendapat buku tentang doa, puasa, kehidupan Nabi Muhammad.
Setelah tiga atau empat bulan kemudian, ia menghadiri ceramah di rumah Abdur Rahman Green di London Selatan, Inggris. Pembicaraan dilakukan di ruang depan rumah dan semua orang duduk dan mendengarkan dengan penuh perhatian terhadap pembicaraannya.