Eramuslim – Dalam tafsir Fi Dzhilalil Quran, Sayyid Quthb menjelaskan tentang apa itu amal saleh. Menurut Quthb, amal saleh merupakan buah alami bagi iman dan gerakan yang didorong adanya hakikat iman yang mantap di dalam hati.
Iman, dikatakan Quthb, merupakan hakikat yang aktif dan dinamis. Apabila sudah mantap di dalam hati, dia akan berusaha merealisasikan diri di luar dalam bentuk amal saleh.
Iman Islami ini tidak stagnan atau mandek tanpa bergerak. Dia tidak mungkin hanya bersembunyi tanpa menampakkan diri dalam bentuk yang hidup di luar diri orang beriman.
Apabila dia tidak bergerak dengan gerakan otomatis, iman itu palsu atau telah mati. Quthb menganalogikan ini layaknya bunga yang tidak bisa menahan bau harumnya.
Penulis tetap rubrik hikmah Republika, Dr A Ilyas Ismail menjelaskan, amal saleh adalah alam (nature) manusia. Menurut fitrahnya, manusia suka pada kebaikan yang merupakan alam manusia.
Lawannya, yakni keburukan dengan sendirinya tidak bersifat manusiawi, dalam arti tidak berguna dan tidak sesuai dengan alam dan kemuliaan manusia.
فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً ۖ وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ
“Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya, adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi.” (QS ar-Ra’d: 17).