Eramuslim – Setiap manusia pasti memiliki kesalahan satu sama lainnya. Namun terkadang ada di antara mereka yang enggan untuk memaafkan kesalahan atau kekeliruan orang lain, bahkan mengeluarkan sumpah akan menuntut pahala atau ganjaran dari kesalahan orang lain itu saat di akhirat kelak.
Untuk membahas hal itu, pendiri Pusat Studi Alquran (PQS) Jakarta, Prof Muhammad Quraish Shihab, menjelaskan bahwa di antara sifat Allah adalah Muqsith atau dari kata qisth. Banyak yang mengartikannya sebagai adil atau pemberi keadilan.
Menurut pakar tafsir Alquran itu, kata qisth berbeda dengan adil. Sebab, adil adalah seseorang menuntut semua hak dan memberi semua kewajiban.
Dia menjelaskan, dalam hal sengketa, menjatuhkan sanksi yang wajar pada yang bersalah disebut dengan adil. Misalnya saja pencuri, koruptor yang dijatuhkan sanksi sesuai dengan kesalahannya. Hal demikian, menurut dia, disebut dengan adil.
Namun, dia menjelaskan, dalam hubungan antarmanusia termasuk dalam bisnis atau muamalah yang dituntut bukanlah adil melainkan qisth. Kata yang bermakna kedua belah pihak senang atau win-win solution.
Quraish kembali mencontohkan seorang adik mengambil mainan kakaknya. Dia menjelaskan, semestinya orang tua tidak menerapkan adil dalam hal itu melainkan melakukan qisth. “Mau adil? Hei ini bukan punyamu, kasih kakakmu, menangiskan yang kecil. Lakukan qisth, beri tahu kakaknya, nak kasih saja adikmu itu nanti ayah belikan kamu yang lain yang lebih bagus, dua duanya senang atau tidak?” kata Prof Qu raish Shihab dalam kajian daring di laman Youtube.