Eramuslim – SETIAP orang akan melalui berbagai fase dalam hidup dan kehidupannya. Sebagaimana Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Segala hal pun melalui masanya masing-masing.
Ada yang bermula dari biji kecil dalam kegelapan tanah, bersusah payah menggapai udara luar bersama tunas-tunasnya hingga menjadi pohon besar yang tegak menjulang. Ada pula yang bermula dari sesuatu yang putih bersih melebihi susu kemudian berakhir menjadi hitam legam diakibatkan oleh dosa anak Adam, itulah dia Hajar Aswad di Kakbah.
Lantas, apakah hikmah yang dapat kita ambil dari seluruh proses tersebut? Tentu saja ini tentang memaknai waktu. Waktu yang terus berputar tanpa dapat kita jangkau kembali meski sedetikpun.
Alangkah indahnya bila perjuangan kita hari ini dapat mengantarkan kita kepada hasil penuh berkah dan manfaat di kemudian hari. Bukan malah sebaliknya, apa yang kita lakukan sekarang justru menjerumuskan kita ke liang kerugian, kehinaan dan kesia-siaan. Naudzubillah.
Demi mencapai keberkahan dunia dan akhirat, satu hal utama yang harus kita lakukan ialah menauhidkan Allah Ta’ala sebagaimana yang Dia perintahkan. Menjadikan-Nya sebagai satu-satunya Zat yang kita sembah dan ibadahi sesuai dengan tuntunan Rasul-Nya, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.