Hidup adalah berbicara tentang waktu. Kemarin, sekarang dan hari esok adalah waktu. Coba ingat-ingat kembali 10 tahun yang lalu, seperti apakah anda 10 tahun yang lalu ? Dan bandingkanlah dengan anda sekarang. Beda bukan ? Ya, perbedaan antara anda 10 tahun yang lalu, dan anda sekarang, itu pun karena waktu. Waktu yang mengantarkan masa lalu menuju masa depan.
Waktu adalah hal yang kita berada di dalamnya dan terkadang kita abaikan kehadirannya. Banyak orang yang tersibukkan dengan hal yang sia-sia, dan cenderung menghabiskan waktu begitu saja. Walaupun tidak sedikit yang juga dapat menggunakan waktu, untuk menghasilkan sebuah karya nyata.
Seorang abbas bin firnas al andalusi, menghabiskan waktunya untuk membuat mesin pesawat terbang pertama kali, hingga punggungnya patah akibat dedikasi waktu yang dia berikan terhadap ilmu pengetahuan. Dan karena waktu juga yang membuat thomas alfa edison melakukan eksperimen sebanyak 1000 kali hanya demi penemuannya.
Itulah waktu. Anda tidak akan mendapatkan apa-apa, ketika waktu yang anda nikmati di dalamnya hanya anda habiskan untuk berleha-leha. Karena sesungguhnya, waktu, dinanti ataupun tidak, dia akan tetap berlalu.
Anda terdidik oleh waktu, waktu yang mengantarkan anda menjadi seperti sekarang ini. Bila saat ini anda merasa hidupnya susah, maka jangan salahkan waktu, salahkan lah diri anda yang tak pandai memanfaatkan waktu. Life is money, itulah seperti yang digambarkan oleh orang-orang barat. Waktu adalah uang, bila anda berleha-leha dengan waktu, maka anda akan kehilangan banyak kesempatan yang mungkin bisa anda dapatkan bila anda memaksimalkan waktu yang ada.
Waktu tak bernyawa, namun kehadirannya begitu terasa. Dia tetap berjalan tanpa ada kompromi. Setiap detik adalah waktu, dan sehebat apapun anda, anda tidak akan bisa menghentikan waktu, walaupun hanya sedetik.
Setiap saat, waktu kita di dunia semakin berkurang, maka gunakanlah dengan sebaik-baiknya. Tahukah anda, bahwa fir’aun tertolak persaksiannya karena waktu ? Fir’aun bertahlil saat nafas telah sampai tenggorokan, saat setengah dirinya sudah termakan oleh derasnya air laut yang semakin menggelombang. Itulah waktu, sepersekian detik saja keberadaannya sangat menentukan.
Beruntunglah mereka yang dapat memanfaatkan waktu, yang mengubahnya menjadi kekuatan. Seperti layaknya Muhammad al fatih, yang menjemput bisyarah rasul dengan persiapan waktu yang matang. Memaksimalkan masa mudanya dengan ketaatan demi tujuan mulia, yakni penakhlukan konstantinopel, benteng yang terkuat dimasanya pada saat itu.
Lalu bagaimana dengan waktu kita ?
Waktu kita hanya sebentar, gunakanlah dengan benar. Sambutlah kemenangan dengan memaksimalkan waktu yang ada. Di depan, kota roma sudah menanti, siapkan waktu yang ada untuk memantaskan diri menjadi ahlu bisyarah selanjutnya. Dan semua itu dimulai dari sekarang, maka maksimalkanlah waktu yang tersisa.
Mustaqim aziz