Rasul yang terakhir (yaitu) nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa salam dialah yang menghancurkan gambar-gambar (patung-patung) orang-orang shaleh tersebut. Beliau Shalallahu alaihi wa salam diutus oleh Allah kepada kaum (orang-orang musyrik) yang selalu beribadah, berhaji, bersedekah dan banyak berzikir kepada Allah, akan tetapi mereka (berbuat syirik dengan) menjadikan makhluk sebagai perantara antara mereka dengan Allah (dalam beribadah).
“Mereka mengatakan: Kami menginginkan dari perantara-perantara makhluk itu untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan kami menginginkan syafaat mereka di sisi-Nya.” [QS. Yunus: 18]. (Perantara-perantara tersebut adalah) seperti para malaikat, nabi Isa bin Maryam, dan orang-orang shaleh lainnya.
Maka Allah mengutus nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa salam untuk memperbaharui (memurnikan kembali) ajaran agama yang pernah dibawa oleh nabi Shalallahu alaihi wa salam (yaitu ajaran tauhid) dan menyerukan kepada mereka bahwa (bentuk) pendekatan diri dan keyakinan (seperti) ini adalah hak Allah yang murni (khusus bagi-Nya) dan tidak boleh diperuntukkan sedikitpun kepada selain-Nya, meskipun itu malaikat atau nabi utusan-Nya, apalagi yang selainnya [Kasyfusy syubuhaat hal. 7]. (Inilah)