Eramuslim.com – PERBUATAN syirik adalah menjadikan syarik (sekutu) bagi Allah Taala dalam sifat rububiyah-Nya (perbuatan-perbuatan Allah Taala yang khusus bagi-Nya, seperti mencipta, melindungi, mengatur dan memberi rizki kepada makhluk-Nya) dan uluhiyah-Nya (hak untuk disembah dan diibadahi semata-mata tanpa disekutukan).
Meskipun mayoritas perbuatan syirik (yang terjadi di umat ini) adalah (syirik) dalam sifat uluhiyah-Nya, yaitu dengan berdoa (meminta) kepada selain Allah bersamaan dengan (meminta) kepada-Nya, atau mempersembahkan satu bentuk ibadah kepada selain-Nya, seperti menyembelih (berkurban), bernazar, rasa takut, berharap dan mencintai [at-Tauhid hal. 8, SyaikhShalih Fauzan].
Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab menjelaskan hakikat perbuatan syirik yang diperangi oleh semua Rasul shallallahu alaihi wa sallam yang diutus oleh Allah Taala, beliau berkata, Ketahuilah, semoga Allah merahmatimu, sesungguhnya tauhid adalah mengesakan Allah Taala dalam beribadah. Inilah agama (yang dibawa) para Rasul yang diutus oleh Allah kepada umat manusia.
Rasul yang pertama adalah (nabi) Nuh alaihis salam yang diutus oleh Allah kepada kaumnya ketika mereka bersikap ghuluw (berlebihan dan melampaui batas dalam mengagungkan) orang-orang yang shaleh (di kalangan mereka, yaitu) Wadd, Suwa, Yaguts, Yauq dan Nasr.