Jangan biasakan menjauhi amarah dengan mengkonsumsi obat penenang, karena obat tersebut berdampak buruk bagi kesehatan. Jika seseorang sudah kecanduan obat penenang, maka ia akan sulit untuk menghindarinya.
Di samping itu, kedokteran jiwa memiliki dua cara dalam mengobati penderita marah. Pertama, melalui pengurangan sensitivitas emosi, yaitu dengan melatih pasien untuk melakukan relaksasi sambil menghadapi situasi yang sulit sehingga ia terlatih menghadapinya tanpa marah atau emosi.
Ternyata terdapat cara-cara islami meredakan marah secara pengobatan teoretis :
1. Mengingat dalil-dalil yang dikandung Al-Quran dan hadis tentang pujian terhadap kesabaran dan orang-orang yang sabar, serta mengingat besarnya pahala kesabaran yang akan didapat di hari akhir.
2. Orang yang dikuasai amarah hendaknya menyadari bahwa kuasa Allah lebih kuat daripada kekuatannya atas orang yang ia marahi. Dengan demikian, Allah akan meringankan amarah dan siksa-Nya.
3. Seseorang harus mengingat kondisi-kondisi orang yang marah. Perilaku dan perbuatan orang marah sangat tidak terpuji. Dengan demikian, yang bersangkutan akan berpikir dengan matang sebelum marah-marah.
Rasulullah bersabda, “Tak ada takaran yang lebih besar pahalanya di sisi Allah dari takaran amarah yang ditahan seorang hamba demi mencari rida Allah.” (HR. Ibnu Majah).
Demikian sebagaimana dikutip dari “Buku Pintar Sains Dalam Al-Qur’an Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah”, karya Dr. Nadiah Thayyarah. (Okz)