Eramuslim – AL Bukhari membawakan hadis dalam Bab “Siapa yang menjaga diri dari fitnah harta“. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu-, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Celakalah hamba dinar, dirham, qothifah dan khomishoh. Jika diberi, dia pun rida. Namun jika tidak diberi, dia tidak rida, dia akan celaka dan akan kembali binasa.” (HR. Bukhari). Qothifah adalah sejenis pakaian yang memiliki beludru. Sedangkan khomishoh adalah pakaian yang berwarna hitam dan memiliki bintik-bintik merah. (Iaanatul Mustafid, 2/93)
Kenapa dinamakan hamba dinar, dirham dan pakaian yang mewah? Karena mereka yang disebutkan dalam hadits tersebut beramal untuk menggapai harta-harta tadi, bukan untuk mengharap wajah Allah. Demikianlah sehingga mereka disebut hamba dinar, dirham dan seterusnya. Adapun orang yang beramal karena ingin mengharap wajah Allah semata, mereka itulah yang disebut hamba Allah (sejati).
Di antara tanda bahwa mereka beramal untuk menggapai harta-harta tadi atau ingin menggapai dunia disebutkan dalam sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam selanjutnya: “Jika diberi, dia pun rida. Namun jika tidak diberi, dia pun tidak rida (murka), dia akan celaka dan kembali binasa”.
Hal ini juga yang dikatakan kepada orang-orang munafik sebagaimana dalam firman Allah, “Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah.” (QS. At Taubah: 58)