Allah berfirman, Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim. Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia. (QS al-Ankabut [29]: 14-15)
Dan, masih sangat banyak kaum terdahulu yang binasa karena azab akibat perbuatan mereka sendiri, yaitu pengingkaran terhadap Allah dan perbuatan-perbuatan buruk mereka. Kaum Ad yaitu kaum Nabi Hud, binasa oleh topan badai yang menimbun mereka.
Kemudian, Kaum Madyan yaitu kaum Nabi Syuaib, binasa oleh hawa panas akibat perbuatan buruk mereka yang suka curang dalam berdagang seperti mengurangi timbangan. Kaum Saba yaitu kaum Nabi Sulaiman, mereka enggan menyembah Allah Swt, sehingga Allah timpakan azab terhadap mereka dengan kehancuran bendungan besar.
Kisah-kisah kaum yang ditimpakan azab oleh Allah ini adalah untuk kita jadikan pelajaran. Agar apa yang pernah terjadi di masa lalu tidak terjadi kembali di masa sekarang. Agar apa yang pernah diperbuat oleh kaum-kaum terdahulu, tidak dilakukan oleh orang-orang di zaman sekarang.
Sekaligus menjadi pelajaran juga supaya kita bisa saling mengingatkan. Mengapa? Karena ternyata sebagian dari perbuatan yang pernah dilakukan kaum-kaum terdahulu itu rupanya terjadi pula di zaman sekarang.
Perbuatan kotor dan hina berupa homoseksual sekarang sudah terjadi lagi, bahkan sebagian orang yang buta hatinya malah membela keberadaan penyakit ini dengan dalih hak asasi. Padahal sangat jelas bahwa perbuatan ini menyalahi sunnatullah dan mengundang datangnya azab Allah Swt. Naudzubillahimindzalik.
Demikian juga perbuatan curang seperti mengurangi timbangan dalam berdagang. Banyak sekali terjadi di tengah-tengah kita. Ada minyak yang dikurangi timbangannya, ada tabung gas yang dikurangi isinya, dan lain sebagainya.