Eramuslim – HUDZAIFAH radhiallahu anhu selalu berjalan di atas sunah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam segala hal. Para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam lainnya biasa datang kepada Nabi untuk bertanya tentang kebaikan. Akan tetapi, Hudzaifah radhiallahu anhu datang kepada Nabi untuk bertanya tentang kejahatan karena khawatir jatuh ke dalamnya.
Hudzaifah telah diberikan kecerdasan dan kebijaksanaan yang membuatnya mengetahui bahwa kebaikan-kebaikan di dunia ini sudah sangat jelas bagi orang yang ingin mengerjakannya. Namun keburukan, masih kabur dan sering tersembunyi. Oleh karena itu, seseorang yang cerdas mestilah benar-benar mempelajari apa itu keburukan beserta tokoh-tokohnya dan apa itu kemunafikan beserta tokoh-tokohnya.
Suatu hari Hudzaifah bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Wahai Rasulullah, “sesungguhnya kita dulu berada dalam kejahiliahan dan kejahatan, lalu Allah mendatangkan kepada kita kebaikan ini (maksudnya Islam), apakah setelah kebaikan ini akan ada keburukan? Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Ya.
Lalu apakah setelah keburukan itu akan datang lagi kebaikan? tanya Hudzaifah kembali.
Ya, dan di dalamnya ada kerusakan yang tersembunyi.
Apa kerusakan yang tersembunyi itu wahai Rasulullah?
Orang-orang yang menunjuki tanpa petunjuk yang benar, ada hal yang engkau terima dari mereka dan ada pula yang engkau ingkari.
Apakah setelah kebaikan itu ada lagi keburukan?
Ya orang-orang yang berdakwah di pintu-pintu Jahannam, siapa yang menyambut seruan mereka akan mereka lemparkan ke dalamnya.
Ya Rasulullah, terangkanlah mereka kepada kami.
Mereka juga dari bangsa kita dan berbicara memakai bahasa kita.
Apa yang engkau wasiatkan kepadaku andaikan aku mendapat masa itu?
Berpegang teguh dengan jamaah muslimin dan pemimpin mereka.
Andaikan mereka tidak punya jamaah dan pemimpin?
Jauhi semua kelompok itu walaupun untuk itu engkau akan berpegangan pada akar pohon sampai kematian menjemput dan engkau tetap dalam keadaan demikian.