Eramuslim – SAHABATKU, kita mendambakan bisa menjadi pribadi yang berakhlak mulia mengikuti baginda Nabi Muhammad Shallallahu’alahi wassalam. Nah, akhlak mulia itu sangat dipengaruhi oleh dzikrullah, semakin baik kualitas dzikir seseorang, semakin banyak dzikir seseorang, maka akan semakin sempurna akhlaknya. Orang yang dzikir secara alakadarnya paling hanya akan berakhlak saja, tidak mencapai kesempurnaan dan kemuliaan akhlak.
Dzikrulloh akan membuat akhlak menjadi ikhlas. Ada yang berbuat baik supaya dianggap orang baik. Ada yang berbuat baik supaya orang lain membalas kebaikannya. Ada yang berbuat baik supaya orang lain tidak berbuat jelek kepadanya. Ada yang berbuat baik supaya orang lain merasa berutang budi karena kebaikannya. Semua ini tidak termasuk akhlak mulia, karena akhlak mulia itu berkaitan dengan dzikrulloh yaitu ikhlas.
Sulit sekali orang menjadi ahli syukur kalau tidak dzikir, karena sesungguhnya segala nikmat berasal dari Allah Ta’ala. Sulit sekali orang bisa sabar jikalau tidak dzikir, karena sesungguhnya orang yang sabar itu adalah orang yang bisa menahan diri dan memilih yang Allah sukai. Jadi, orang yang kurang dzikir maka akan kurang sempurna akhlaknya. Meskipun dia bisa berbuat baik, tapi pasti tidak mencapai pada kemuliaan akhlak.
Allah Ta’ala. berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS. Al Ahzab [33] : 41-43)
Oleh karena itu, marilah kita senantiasa mendawamkan dzikir dan istiqomah menjadikan dzikir bagian yang tak terpisahkan dari aktifitas kita sehari-hari. Semoga kita menjadi orang-orang yang berakhlak mulia dan istiqomah dalam kesempurnaan akhlak. Aamiin yaa Robbalaalamiin. (Inilah)
Oleh KH Abdullah Gymnastiar