“Maka Dia Mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya.” (QS.Asy-Syams:8)
Didalam diri manusia terjadi pertarungan yang dahsyat. Sisi materi menuntut untuk dipenuhi “keinginan” nafsunya dan sisi ruh mengajak manusia untuk terbang tinggi dan meraih kebahagiaan sejati. Keduanya saling tarik menarik setiap waktu.
Manusia pertama yang bertikai adalah Qobil dan Habil. Asal mula konfliknya adalah karena Qobil tidak bisa menyelesaikan masalah dalam dirinya. Ia termakan oleh penyakit iri hati sehingga mengikuti teriakan nafsunya seperti yang digambarkan oleh Allah swt, “Maka nafsu (Qabil) mendorongnya untuk membunuh saudaranya, kemudian dia pun (benar-benar) membunuhnya.” (QS.Al-Maidah:30)
Berbeda dengan Habil yang mampu menyelesaikan masalah konflik dalam dirinya, sehingga ia tidak melakukan keburukan kepada saudaranya.
Ia pun berkata, “Sungguh, jika engkau (Qabil) menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS.Al-Maidah:28)
Jadi awal mula munculnya konflik diluar adalah karena manusia tidak bisa menyelesaikan konflik di dalam dirinya. Dan selama masih ada konflik didalam diri pasti akan muncul konflik di luar. Maka mengharapkan konflik itu lenyap dari muka bumi adalah sesuatu yang MUSTAHIL.