Eramuslim – ZAMAN telah memasuki detik-detik terakhirnya. Konflik, pertikaian dan pertarungan tak kunjung mereda. Apinya berkobar semakin dahsyat dan menjadi-jadi. Jiwa dan darah pun menjadi barang murah yang mudah sekali ditumpahkan.
Hati manusia semakin resah. Hidup mereka penuh dengan kegelisahan dan rasa pesimis. Sampai kapan konflik ini akan terus terjadi? Kapan kegaduhan ini akan berakhir?
Rasa aman menjadi barang langka. Sebagian dari mereka yang belum kuat imannya mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Lebih baik mati daripada melihat kekejian yang tak kunjung habis ini, kata mereka.
Tapi mungkinkah menghapus konflik di muka bumi ini? Sementara yang bertarung adalah antar pengikut haq dan batil. Tak hanya itu, para pengikut kebatilan juga saling menyerang. Dan yang paling menyedihkan, para pengikut kebenaran yang sama-sama berucap syahadat juga saling bertikai. Setiap berkumpul beberapa orang pasti di situ ada konflik.
Lalu mungkinkah konflik di dunia ini dihapuskan?
Sejarah Munculnya Konflik
Didunia ini berjalan sistem yang amat teratur dan rapi. Berputarnya bumi, terbitnya matahari dari timur dan tenggelam di barat. Api yang membakar, air yang mengalir dan segala sesuatu yang berjalan sesuai aturan alam ini disebut Sunnatullah.
Konflik adalah termasuk Sunnatullah yang pasti terjadi. Bukan berarti Allah Ingin keburukan bagi hamba-Nya, namun konflik ini adalah suatu kelaziman yang harus terjadi. Tanpa adanya konflik, kehidupan manusia tidak akan berjalan.
Awal mula munculnya konflik dimulai dari dalam diri masing-masing. Manusia tercipta dengan dua unsur yaitu materi dan non materi. Keduanya adalah perpaduan yang sempurna namun saling tarik menarik untuk menuntut “dipuaskan”.