ﻋَﻦْ ﻋُﻘْﺒَﺔَ ﺑْﻦِ ﻋَﺎﻣِﺮٍ، ﻋَﻦِ اﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ: ” ﺇِﺫَا ﺭَﺃَﻳْﺖَ اﻟﻠﻪَ ﻳُﻌْﻄِﻲ اﻟْﻌَﺒْﺪَ ﻣِﻦَ اﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻌَﺎﺻِﻴﻪِ ﻣَﺎ ﻳُﺤِﺐُّ، ﻓَﺈِﻧَّﻤَﺎ ﻫُﻮَ اﺳﺘﺪﺭاﺝ
Dari Uqbah bin Amir bahwa Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Jika kau melihat Allah memberi nikmat dunia -sesuai keinginannya- kepada seseorang atas perbuatan dosanya, maka hal itu adalah istidraj (kenikmatan semu yang berakhir musibah).”
ﺛُﻢَّ ﺗَﻼَ ﺭَﺳُﻮﻝُ اﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ: {ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻧَﺴُﻮا ﻣَﺎ ﺫُﻛِّﺮُﻭا ﺑِﻪِ ﻓَﺘَﺤْﻨَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﺃَﺑْﻮَاﺏَ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْءٍ ﺣَﺘَّﻰ ﺇِﺫَا ﻓَﺮِﺣُﻮا ﺑِﻤَﺎ ﺃُﻭﺗُﻮا ﺃَﺧَﺬْﻧَﺎﻫُﻢْ ﺑَﻐْﺘَﺔً ﻓَﺈِﺫَا ﻫُﻢْ ﻣُﺒْﻠِﺴُﻮﻥَ} [ اﻷﻧﻌﺎﻡ: 44]
Kemudian Rasulullah shalallahu alaihi wasallam membaca ayat: “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (Al-‘An`ām: 44)
Misalnya. naudzu billah, ada orang yang memakai obat-obatan terlarang, sekali dua kali sepertinya aman, harta terus bertambah. Namun ketika tertangkap oleh penegak hukum maka habis sudah kenikmatan itu, harta terkuras, bolak-balik ke pengadilan dalam waktu yang cukup lama. Kata’Maruf semoga Allah melindungi kita dari istidraj ini, amin. (Okz)