Kalaupun diriwayatkan beliau pernah salat sampai bengkak kakinya, maka itu bukan salat wajib, melainkan salat sunah. Dan panjangnya salat beliau bukan karena beliau asyik ‘meninggalkan alam nyata’ lantaran berkontemplasi, namun karena beliau membaca ayat-ayat Alquran dengan jumlah lumayan banyak. Tentunya dengan fasih dan tartil, sebagaimana yang Jibril ajarkan.
Bahkan beliau pernah membaca surat Al-Baqarah (286 ayat), surat Ali Imran (200 ayat) dan An-Nisa (176ayat) hanya dalam satu rakaat. Untuk bisa membaca ayat Quran sebanyak itu, tentu seseorang harus ingat dan hafal apa yang dibaca, serta tentunya memahami makna dan nilai-nilai yang terkandung di dalam tiap ayat itu. Kalau yang membacanya sibuk ‘berkontemplasi dengan dunia ghaib’, maka tidak mungkin bisa membaca ayat sebanyak itu.
Maka salat khusyu’ itu adalah salat yang mengikuti Rasulullah, baik dalam sifat, rukun, aturan, cara, serta semua gerakan dan bacaannya. Bagaimana Rasul melakukan salat, maka itulah salat khusyu’. (Inilah)
Wallahu a’lam bishshawab.
Ahmad Sarwat, Lc