1. Keselamatan, rahmat.
2. Tuhan, serta keberkahan.
3. Bahkan Rasulullah menyejajarkan salam dengan kedermawanan serta shalat malam. Sebagai hadiah untuk itu semua, surga menjadi tawaran yang paling menggairahkan.
Rasulullah bersabda:”Hai manusia, sebarkan salam, berdermalah makanan, hubungkan tali persaudaraan (silaturahim), shalat malamlah pada saat orang-orang sedang tidur terlelap, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat“. (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah).
Menurut Ustadz Asroni Al-Paroya saat diwawancarai oleh Okezone, Jumat (30/8/2019), “Mengucapkan salam memang sebuah perbuatan yang sangat sederhana, namun mempunyai hikmah yang sangat luar biasa diantaranya adalah bisa mempererat tali silaturrahim, melembutkan hati dan juga mendapatkan derajat yang tinggi karena di dalam salam itu terdapat kalimat untuk mengingat Allah SWT, ” katanya.
“Salam dalam agama Islam itu adalah sebuah ungkapan sapaan namun mengandung makna yang sangat dalam, yaitu di dalamnya mengandung do’a, do’a supaya dikasih rahmat dan do’a supaya dikasih keberkahan, di dalam kehidupan rahmat dan berkah ini yang akan menunjang kita untuk menjadi pribadi yang bahagia, tenang dan kedamaian, ” ujarnya.
“Salam ini juga merupakan ucapan sapaan yang sangat sederhana namun terkadang karena adanya sifat ego dalam diri kita sehingga kita menyepelekannya, padahal ucapan sederhana ini bisa menghantarkan kita pada derajat yang tinggi baik hubungan vertikal kita kepada Allah SWT maupun hubungan horizontal kita kepada sesama manusia karena kita menunjukkan sebuah sikap ketawadhu’an atau rendah diri bukan sikap sombong,” terangnya.
Dalam Kitab Tanqihul Qaul ada beberapa Hadits mengenai keutaam mengucapkan salam diantaranya adalah :
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا الْتَقَى الْمُسْلِمَانِ أَقْرَبُهُمَا إِلَى اللهِ تَعَالَى مَنْ بَدَأ بِالسَّلَام.
“Jika dua orang muslim bertemu, maka yang paling dekat kepada Allah ta’ala adalah orang yang memulai salam.”