Seperti dilansir Laduni.id, orang munafik jika dinasehati agar mereka tidak berbuat kerusakan dan perbuatan keji di lingkungan masyarakat, mereka menjawab: “Sebaliknya kamilah yang berbuat kebaikan dan mengusahakan keselamatan bersama.” Ucapan mereka disampaikan dengan sungguh-sungguh supaya masyarakat mempercayai mereka, padahal yang diucapkannya bertentangan dengan kenyataan.
4. Suka membuat kerusakan di muka bumi
Kaum munafik hakikatnya adalah kelompok orang yang selalu merusak dan berbuat onar dalam kehidupan masyarakat, sehingga menimbulkan berbagai macam kehancuran dan kerusakan. Namun karena mereka punya penyakit dalam hatinya, mereka tidak menyadari hal tersebut karena pikiran dan hati mereka telah terbelunggu dalam kesesatan dan kebingungan.
Kiai Zakky menerangkan, orang-orang munafik, apabila disadarkan dan disarankan agar mereka beriman dengan iman yang sesungguhnya sebagaimana imannya para sahabat Nabi, seperti kaum Muhajirin dan Anshar. Mereka menolak bimbingan itu, dan dengan pongah menjawab: “Apakah kami harus beriman sebagaimana orang-orang bodoh itu beriman?”.
Mereka menganggap para sahabat Nabi yang beriman itu bodoh, baik kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Mereka menyangka kaum Muhajirin itu bodoh, karena mengikuti Nabi, mereka meninggalkan keluarga dan tanah air dan menyumbangkan hartanya untuk kebesaran agama Islam.
Orang-orang Anshar yang menjadi pribumi Madinah juga dianggap bodoh karena mereka mau menerima para imigran dari Makkah (Muhajirin), sehingga mereka mengorbankan harta benda serta raganya untuk para pendatang itu. Kesalahan cara pandang orang-orang munafik itu dibantah, sesungguhnya mereka itu yang bodoh, karena menolak petunjuk dan kebenaran, sebaliknya hanya mengikuti hawa nafsunya yang menyesatkan.
Akibat kebodohan orang munafik, mereka tercampakkan dalam jurang kehinaan duniawi dan ukhrawi. Sesungguhnya mereka itulah yang orang-orang bodoh dan sesat, selanjutnya dijelaskan:
“Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: “Kami Telah beriman”. dan bila mereka kembali kepada setan-setan mereka, mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok.” (Q.S al-Baqarah, 2:14)