Dengan dekatnya waktu sahur dengan waktu subuh (terbit fajar), selain mendapat keberkahan seperti disebutkan dalam hadis lainnya, juga meminimalisir peluang untuk mengantuk. Sebaliknya, jika waktu sahur dan waktu subuh masih berjam-jam, biasanya besar keinginan untuk tidur.
2. Mengisi jeda waktu antara sahur dan subuh dengan salat dan zikir
Seperti hadis di atas, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat beliau biasa mengisi waktu jeda antara makan sahur dan waktu subuh dengan salat, zikir dan doa. Selain mendapatkan keutamaan waktu sepertiga malam terakhir yang merupakan waktu mustajab untuk berdoa, otomatis juga terhindar dari tidur.
3. Salat subuh berjemaah
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat beliau adalah orang-orang yang paling rajin salat berjemaah. Maka begitu tiba waktu subuh, mereka (sudah) pergi ke masjid untuk menunaikan salat subuh berjemaah. Usai salat berjemaah, mereka juga biasa berdiam diri di masjid. Zikirnya lama. Bahkan banyak pula yang baru selesai setelah matahari terbit dan sekitar 10-15 menit kemudian menunaikan salat bada syuruq yang keutamaannya seperti pahala haji. Dan praktis, tidak ada waktu tidur setelah sahur. (Inilah)