Jawabannya: bisa!
Caranya adalah dengan memperbanyak taubat dan istighfar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan,
“كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ”
“Setiap anak keturunan Adam banyak dosa. Sebaik-baik orang yang banyak dosa adalah yang sering bertaubat”. HR. Tirmidziy dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu. Al-Hakim menyatakan isnad hadits ini sahih.
Mendalami Makna Istighfar
Istighfar berarti memohon maghfirah (ampunan). Makna maghfirah adalah: terhindar dari dampak buruk dosa dan ditutupi. Jadi orang yang beristighfar itu, sejatinya sedang memohon kepada Allah agar dihindarkan dari dampak buruk dosa-dosanya. Baik di dunia maupun di akhirat. Serta memohon kepada Allah ta’ala agar aib-aibnya tersebut ditutupi.
Jika kita merasa sering berbuat dosa, maka seharusnya kita lebih sering lagi untuk beristighfar. Dengan harapan bisa terhindar dari dampak buruk dosa-dosa itu.
Abu Musa al-Asy’ariy radhiyallahu ‘anhu menceritakan,
“جَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ جُلُوسٌ فَقَالَ: «مَا أَصْبَحْتُ غَدَاةً قَطُّ، إِلَّا اسْتَغْفَرْتُ اللَّهَ فِيهَا مِائَةَ مَرَّةٍ»”
Suatu saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam datang saat kami sedang duduk-duduk. Beliau bersabda, “Setiap pagi aku pasti selalu beristighfar seratus kali”. HR. Ibn Abi Syaibah dalam al-Mushannaf dan dinilai sahih oleh al-Albaniy.
Inilah kebiasaan harian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Padahal beliau telah diampuni dosa-dosanya oleh Allah dan sudah dijamin masuk surga. Bagaimana dengan kita? (Muslim)