Dalam hadis lain Rasulullah juga bersabda: “Telah bisa merasakan nikmat/lezatnya iman, orang yang telah rida terhadap Allah sebagai Tuhan(nya), rida terhadap Islam sebagai agama(nya) dan rida terhadap Muhammad (shallallahu alaihi wasallam) sebagai rasul(nya).” Hadits Riwayat Muslim dari Al-Abbas radhiyallahu anhu.
Riwayat yang lain lagi beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Ada tiga hal di mana jika ketiganya ada dalam diri seseorang, maka ia bisa merasakan manisnya iman, yaitu: 1). Jika Allah dan Rasul-Nya telah ia cintai melebihi kecintaannya terhadap selain keduanya; 2). Jika ia mencintai seseorang benar-benar hanya karena Allah; dan 3). Jika ia benci untuk kembali kepada kekufuran seperti kebenciannya andai ia dilemparkan ke dalam api.” (Hadits Riwayat. Al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu).
Jadi rumusnya adalah: Tidak memperturutkan hawa nafsu/menundukkan dan mengendalikannya -> tidak mengikuti langkah-langkah setan -> beriman dengan sepenuh rasa cinta hati dan ridha jiwa -> berislam secara total -> manisnya beriman, nikmatnya berislam dan lezatnya berketaatan.
Sedangkan rumus sebaliknya adalah: Memperturutkan hawa nafsu -> mengikuti langkah-langkah setan -> beriman sebatas teori logika, tidak turun dari hati dan tidak sampai menjiwai -> berislam secara setengah-setengah -> beriman sebagai beban, beribadah terasa hambar dan berketaatan terpaksa dan menjenuhkan. (inilah)