Yang beliau lakukan adalah beliau menyiapkan sepiring kurma. Lalu ia kirimkan ke orang yang menggunjing beliau tersebut. Lalu ketika berhadapan pengunjing, penggibah. Beliau mengatakan,
“Telah sampai berita kepada diriku bahwa engkau telah mengibahkan dan memberikan sebagian pahalamu kepada diriku, jazakallahu khairon (semoga Allah subhanahu wa taala memberikan balasan kepada dirimu yang banyak) dan aku berikan kepada dirimu sepiring kurma sebagai hadiah karena aku ingin membalasmu. Dan tolong maafkan diriku apabila aku tidak bisa memberikan balasan sebagaimana yang engkau berikan pada diriku.”
Apa maknanya?
Al hasan al bashri meminta maaf kepada orang tersebut. Mohon maaf saya tidak bisa membalas pahala engkau dengan pahala serupa. Saya tidak bisa menghadiahkan pahala saya sebagaimana engkau menghadiahkan pahalamu kepada diriku. Allahu Akbar.
Digibahi, digunjing, difitnah bukannya malah marah dan mengamuk justru menyiapkan sepiring kurma untuk dihadiahkan kepada orang yang menggibahi orang tersebut.
Sudahkah iman kita, keyakinan kita, pemahaman kita sampai pada derajat seperti itu. Mungkin ada yang berkata, apakah beliau masih waras ustaz? Beliau sangat waras dan inilah sebuah contoh dari kecerdasan, keimanan seseorang. Kecerdasan emosional seseorang. (inilah)
Oleh Ustaz Muhammad Nuzul Dzikri, Lc