Eramuslim.com – Pujianmemang terkadang mengasyikkan bagi sebagian orang, namun ternyata pada hakikatnya pujian adalah melenakan. Diceritakan, di samping Rasulullah SAW ada orang yang memuji-muji temannya. Lalu, Rasulullah mengingatkannya.
Kata beliau, ”Celaka kamu! Kamu telah memotong leher saudaramu itu. Kalau ia mendengar, ia tidak akan senang.” Kemudian beliau melanjutkan, ”Kalaulah kamu harus memuji saudaramu, lakukanlah itu secara jujur dan objektif.” (HR Bukhari-Muslim).
Hadis tadi mengingatkan kita agar tidak sembarang memuji atau memberikan pujian sekadar asal bapak senang (ABS). Pujian semacam itu selain tidak mendidik, juga sangat bertentangan dengan norma-norma agama. Pujian yang dilakukan secara berlebihan menjadi bagian dari bencana lidah (min afat al-lisan) yang sangat berbahaya.
Dalam buku Ihya ‘Ulum al-Din, Imam Ghazali menyebutkan enam bahaya (keburukan) yang mungkin timbul dari budaya ABS itu. Dikatakan, empat keburukan kembali kepada orang yang memberikan pujian, dan dua keburukan lainnya kembali kepada orang yang dipuji.