Eramuslim – PERNAH ada yang mengatakan bahwa bahasa penduduk surga ialah bahasa Arab sedangkan bahasa penduduk neraka ialah bahasa Persia. Benarkah hal ini? Pertanyaan ini telah dijelaskan jawabannya oleh Ustaz Ammi Nur Baits. Berikut penjelasannya:
Terdapat riwayat dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu secara marfu, yang menyatakan, Cintailah arab karena 3 hal, (1) karena saya orang arab, (2) karena al-Quran berbahasa arab, dan (3) bahasa penduduk surga adalah bahasa arab.
Hadis ini diriwayatkan at-Thabrani dalam al-Ausath, al-Hakim dalam al-Mustadrak dan Baihaqi dalam Syuabul Iman. Dalam sanadnya terdapat perawi bernama al-Alla bin Amr, yang oleh ad-Dzahabi dinilai matruk. Dan beliau menyebut hadis ini sebagai hadis palsu. Kemudian Abu Hatim menilainya pendusta. Hingga Imam al-Albani mennyebutkan bahwa ulama sepakat hadis ini palsu. (Silsilah al-Ahadits ad-Dhaifah, 1/293).
Karena itu, Syaikhul Islam menegaskan bahwa hadis ini tidak bisa jadi dalil. Dalam al-Iqtidha, ketika beliau membahasa hadis ini, beliau menyatakan, Ibnul Jauzi mencantumkan hadis ini dalam kitab al-Maudhuat (daftar hadis palsu). Beliau menyebutkan bahwa at-Tsalabi menilainya, La ashla lahu (tidak ada sumbernya). Sementara Ibnu Hibban menyebutkan bahwa Yahya bin Zaid (salah satu perawi hadis ini) meriwayatkan dari perawi yang tsiqqah kebalik-balik. Sehingga tidak bisa jadi dalil. (Iqtidha as-Shirat al-Mustaqim, 1/443)
Kemudian, disebutkan dalam riwayat dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu secara marfu, Saya orang arab, al-Quran berbahasa arab, dan penduduk surga berbahasa arab. Hadis ini juga diriwayat at-Thabrani dalam Mujam al-Ausath, dan ulama menilainya sebagai hadis palsu. (Silsilah ad-Dhaifah, 1/298).