“Ikhtiar tanpa dituntun itu menderita. Yang benar itu ikhtiarnya dituntun Allah. Keperluan apa pun dicukupi. Apabila seseorang keluar dari rumahnya, dia berkata bismillahi tawakkaltu ‘alallah, lahaula walakuwata illa billahil aliyiladzim maka dikatakan kepadanya, engkau telah mendapat petunjuk, diberikan kecukupan, dilindungi,” kata Aa Gym.
Bila seseorang telah mendapatkan petunjuk dan perlindungan dari Allah karena rasa tawakal, setan pun akan kesulitan untuk menyesatkan orang tersebut. Karena itu, Aa Gym menjelaskan, ilmu tawakal sejatinya adalah ilmu yang membuat seorang hamba betul-betul dicukupi kebahagiaannya, ketenangannya, dan segala keperluan lahir maupun batinnya.
Orang yang bertawakal adalah orang yang benar-benar bertauhid, yakni meyakini segalanya milik Allah. Hamba tersebut yakin bahwa tak akan datang nikmat sekecil apa pun tanpa izin Allah. Begitu pun sebaliknya, tak ada musibah ataupun kesulitan yang akan menimpa tanpa seizin Allah.
Dalam praktiknya, Aa Gym menjelaskan, bila yang bertawakal tersebut adalah seorang pedagang, hamba itu akan menjadi pedagang yang baik terhadap pembelinya dan tidak akan menghalalkan segala cara demi menarik pembeli. Ia pun tidak akan kecewa atau bersedih hati bila dagangannya tidak jadi dibeli sebab ia yakin rezekinya telah diatur oleh Allah.
“Sangat berbeda dengan pedagang yang menganggap pembeli itu sumber rezeki. Dia akan berusaha keras agar orang itu membeli. Tapi, orang yang tawakal akan berusaha keras berdagang dengan cara terbaik agar Allah ridha. Apa kah Allah memberi rezeki lewat pem beli itu atau tidak, itu tidak masalah. Dibeli, alhamdulilah. Tidak pun, alhamdulilah. Karena dia sudah berbuat baik pada pembeli,” katanya.