Eramuslim – Sejatinya manusia tak pernah bisa lepas dari kesalahan. Dosa dan berbagai macam kekeliruan adalah niscaya. Adagium nyata bahwa selain Nabi, tak ada insan yang suci memang sudah terbukti.
Namun ampunan Allah SWT Maha Luas dan tak berkesudahan, asalkan nafas masih senantiasa bersambung, maka tak perlu cemas pintu taubat tidak terbuka. Oleh karena itu umat Nabi di mana dan kapanpun harus selalu memohon maaf kepada Allah SWT.
Mahasantri Ma’had Aly Lirboyo, M. Khoirul Wafa mengatakan, Umat Nabi Muhammad SAW merupakan umat akhir zaman. Allah SWT memberikan begitu banyak keringanan kepada umat Nabi Muhammad SAW, salah satunya dalam masalah taubat.
Seperti dilansir dari website Pondok Pesantren Lirboyo, dulu umat Nabi Musa AS, kaum Bani Israil yang membuat kesalahan dan hendak bertaubat harus menebus kesalahannya dengan hal yang amat berat, dikisahkan dalam surat Al-Baqarah ayat 54, bahwa konsekuensi yang harus ditebus jika taubat mereka ingin diterima Allah SWT akibat dosa menyekutukan-Nya adalah dengan bunuh diri.
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ
أَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَىٰ بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ عِنْدَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
“Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: ‘Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”