Eramuslim – JAUH-JAUH hari, 15 abad yang lalu, Alquran telah memberikan panduan bagi umatnya untuk melindungi akidahnya, yakni untuk tidak mengikuti mereka, tidak memenuhi ajakan mereka dalam hal akidah dan keagamaan. Namun, entah ke mana dan di mana ayat-ayat ini dalam sanubari umat Islam?
Allah Taala berfirman: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al Isra: 36)
Sebahagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. (QS. Al Baqarah: 109)
Dalam ayat lain: Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. (QS. An Nisa: 100)
Ayat ini dengan jelas memperingatkan umat Islam untuk tidak mengikuti perilaku orang kafir, sebab niscaya mereka akan mengembalikan orang beriman menjadi kafir setelah beriman. Imam Ibnu Katsir mengatakan: Allah Taala memberikan peringatan kepada hamba-hambaNya yang beriman tentang jalan dan perilaku orang-orang kafir dari kalangan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani), dan memberitahu mereka tentang permusuhan mereka terhadap kaum beriman, baik yang di hati atau yang ditampakkan.