Eramuslim – TERINGAT ketika kecil, orangtua kita sering menasihati untuk memilih teman yang baik. Jangan sembarang bersahabat karena mereka sangat mempengaruhi masa depan kita nanti.
Bahkan ada salah satu syair yang menyebutkan bahwa agama seseorang bukan ditentukan oleh orangtuanya tapi teman bisa lebih mempengaruhi keyakinannya. Islam pun sangat memperhatikan urusan persahabatan. Berbagai ayat, riwayat bahkan kisah-kisah para nabi selalu mengajarkan untuk tidak sembarangan dalam memilih teman dan sahabat. Karena nilai seseorang bergantung dengan siapa ia berteman.
Bayangkan saja, seekor anjing bisa menjadi mulia dan selalu dikenang hanya karena menjadi sahabat setia Ashabul Kahfi. Bahkan anjing ini disebut berulang-ulang dalam satu ayat.
“Nanti (ada orang yang akan) mengatakan, “(Jumlah mereka) tiga (orang), yang keempat adalah anjingnya,” dan (yang lain) mengatakan, “(Jumlah mereka) lima (orang), yang keenam adalah anjingnya,” sebagai terkaan terhadap yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan, “(Jumlah mereka) tujuh (orang), yang kedelapan adalah anjingnya.” Katakanlah (Muhammad), “Tuhan-ku lebih Mengetahui jumlah mereka; tidak ada yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit.”. (QS.Al-Kahfi: 22)
Banyak penyebab orang bersahabat. Entah karena ada kecocokan hati, ada kepentingan atau hanya mencari keuntungan. Sementara Alquran telah menegaskan bahwa semua persahabatan yang tidak dilandasi dengan ketakwaan akan timbul perselisihan cepat atau lambat, bahkan bisa berubah menjadi musuh.
“Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa.” (QS.Az-Zukhruf 67)
Sampul kertas yang tiada artinya menjadi sangat mulia dan diciumi jutaan manusia hanya karena bersahabat dengan Alquran. Pilihlah teman yang menghiasi nama kita dan berhati-hatilah dengan sahabat yang hanya akan merusak kehidupan dan nama baik kita. (Inilah)