Ustaz Jeje mencontohkan, pemakaian rompi antipeluru yang membuat penggunanya jadi kebal tembak dan senjata tajam. Atau memakai batu dan logam tertentu yang mengandung unsur yang jika bersentuhan dengan urat nadi seseorang dapat meningkatkan kesehatan sirkulasi darah atau dapat meningkatkan produksi sel imun dalam tubuh atau dapat mengeluarkan racun tertentu.
“Maka, ini tidak bisa dikategorikan syirik, tetapi cara ikhtiar pengobatan yang bisa jadi cocok bisa jadi tidak cocok. Dan pada tahap tertentu bisa jadi sudah habis daya kegunaannya,” kata Ustaz Jeje.
Ustaz Jeje menambahkan, kalung eukaliptus yang terbuat dari minyak tanaman eukaliptus yang secara ilmiah telah dipergunakan untuk memperlancar saluran pernapasan. Kendati demikian, kepastian khasiatnya dalam menangkal virus korona dinilai perlu pembuktian dan penelitian lebih jauh oleh para pakar.
“Karena itu belum bisa dipastikan kekhasiatannya. Dan jika kemudian sudah dapat dipastikan melalui serangkaian penelitian dan percobaan ilmiah, memakainya sebagai salah satu upaya penangkal virus itu dengan cara memperkuat kesehatan saluran pernapasan,” ujar dia.
Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Ustaz Syamsul Hidayat juga menjelaskan, menggunakan kalung medis seperti kalung eukaliptus tidak serta-merta membuat orang tersebut syirik selama tidak memercayai mutlak yang memberi kesembuhan adalah kalung tersebut.
“Kalau tidak dipercayai mutlak yang tidak apa-apa. Seperti obat-obat yang lain,” kata dia.
Sekretaris Jenderal Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Ustaz Ahmad Kusyairi Suhail menjelaskan, bila seseorang meyakini bahwa kalung atau gelang tersebut mempunyai kekuatan magis, bisa menyembuhkan dan menyehatkan serta dapat menolak bala kemudian orang tersebut bergantung pada benda itu, dia menilai, hal itu bisa menjurus pada perbuatan syirik.
“Bila seseorang meyakini bahwa kalung tersebut mempunyai kekuatan magis, bisa menjurus pada perbuatan syirik.,” tegasnya. (rol)
OLEH ANDRIAN SAPUTRA