Eramuslim – Sebagai manusia biasa, seseorang pasti mendapatkan godaan. Termasuk seorang penghafal Alquran.
Godaan penghafal Alquran tidak hanya mempengaruhi hafalannya. Namun juga bisa mengurangi bahkan melenyapkan pahalanya.
Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang, Qurratul Adawiyah menjelaskan, godaan yang bisa menerpa penghafal Alquran adalah sifat riya dan sum’ah.
Pengertian riya sendiri sebagaimana dikemukakan oleh Ibn Hajar al-Asqalani (w.852H) di dalam Fath al-Bari Syarh Shahih al-Bukhari adalah menampakkan ibadah dengan tujuan agar dilihat manusia, lalu mereka memuji pelaku amal tersebut.
Beliau juga menjelaskan bahwa riya dan sum’ah ini sebenarnya sama, hanya saja sum’ah itu berhubungan dengan indera pendengaran (telinga). Sedangkan riya berkaitan dengan indera penglihatan (mata).
Maka riya dengan hafalan Alquran berarti menghafal atau menunjukkan hafalannya kepada orang lain dengan maksud supaya mereka dipuji, atau supaya disebut-sebut sebagai orang mulia karena hafal Alquran.
Sementara sum’ah dalam menghafal Al Quran bisa terjadi ketika seorang penghafal dengan sengaja memperdengarkan hafalan atau bacaannya dengan tujuan untuk dipuji, atau menceritakan segala hal berkaitan dengan hafalannya agar orang lain yang mendengarkannya merasa takjub dan menyanjung-nyanjungnya.