Eramuslim – DALAM Alquran Allah menceritakan kondisi Qarun bersama masyarakatnya. Qarun sangat bangga dengan harta yang dia miliki. Hingga masyarakatnya yang taat menasihati Qarun,
Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa [1138], maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri. (QS. al-Qashas: 76)
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah membenci orang yang bangga dengan kekayaan dunianya. Dalam tafsir as-Sadi dinyatakan, “Artinya, janganlah kamu merasa sombong dengan duniamu yang banyak, bangga dengannya, sementara itu melalaikanmu dari akhirat. Karena Allah tidak menyukai orang yang bangga dengan dunia.” (Tafsir as-Sadi, hlm. 623).
Dan kita memahami, di antara bentuk kebanggaan terhadap dunia adalah berfoto atau selfi dengan kekayaan dunia, seperti orang yang berfoto dengan mobil barunya. Atau menunnjukkan jabatannya, seperti mereka yang berpose dengan semua atribut jabatan kebanggaannya. Bukan untuk data, bukan untuk kebutuhan, tapi untuk ditunjukkan di lingkungannya untuk menunjukkan status sosialnya. Bisa jadi termasuk pamer makanan istimewa ke orang lain.
Kita hindari semacam ini. Kita hindari setiap karakter yang dibenci Allah. Allahu a’lam. (Inilah)
Oleh Ustaz Ammi Nur Baits