Hingga detik ini aku masih tetap heran pada orang-orang yang lebih mengunggulkan malaikat atas para nabi dan para wali. Kalau landasan pengunggulan adalah bentuk fisik, maka penampilan luar manusia lebih baik daripada penampilan luar malaikat yang memiliki beberapa sayap.
Bila penampilan manusia tidak dijadikan alasan pengunggulan – lantaran adanya kotoran-kotoran badan yang melekat padanya – maka penampilan luar itu bukanlah hakikat manusia, karena ia cuma wadahnya, Bahkan kadang hal buruk itu dianggap sesuatu keutamaan. Misalnya, bau mulut orang yang puasa, darah syuhada dan tidur saat sedang shalat. Kendati kotor’ semua ini justru tampilan luar sarat nilai dan nilai yang dimilikinyalah yang menjadi patokan keunggulan pelaku atau pemiliknya.
Sebagian orang mungkin mengatakan “ Para malaikat mempunyai kedudukan , karena mereka dicintai Allah dan mereka memiliki keagungan sebab mereka dibanggakan Allah. Perkataan seperti ini tidak benar karena mereka telah ‘bersujud’ kepada manusia. Ini menjadi bukti nyata keunggulan kita atas mereka .
Jika keutamaan malaikat karena ilmu, maka kita semua telah mengetahui apa yang terjadi pada hari ketika mereka mengatakan,’ tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami”.. (QS Al Baqarah 2 : 20 dan Allah berfirman ,” Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini .. (QS Al Baqarah : 33)
Kalau malaikat diunggulkan karena substansi dzat mereka, maka sunstansi ruh kita sama dengan sunstansi dzat mereka, terlebih lagi kita juga dibebani dengan beban-beban tubuh kasar. Demi Allah , kalau bukan karena butuhnya penunggang unta pada tubuh, tentu ia tak akan berhenti untuk mencarikan makanannya dan pasti ia tak akan berlaku lemah lembut dalam menjalankannya, supaya ia bisa sampai ke tempat tujuannya pada waktu yang diinginkannya !
Lebih mengherankan lagi bila para malaikat diunggulkan karena banyaknya ibadah. Ini adalah pengunggulan yang tidak mengandung unsur kesulitan. Seperti halnya tidak lah aneh jika air meluncur kebawah dan dengan cepat. Yang aneh adalah bila air naik ke atas!
Para malaikat dengan pembawaaannya yang tanpa nafsu, justru bisa melakukan yang sebaliknya dan mengaku tuhan. Sebab mereka mampu memecahkan batu karang dan membelah bumi. Karena itulah mereka diancam dengan,” Dan barang siapa diantara mereka mengatakan “ sesungguhnya aku adalah tuhan selain daripada Allah, maka ia Kami beri balasan dengan neraka jahanam (qs. Al Anbiya : 29), dan karena mereka mengetahui hukuman tuhan , mereka pun merasa ketakutan.
Selain itu kita bahkan perlu berjuang lebih keras dari mereka, sebab kita sangat jauh dari pengetahuan yang sesungguhnya. Kita punya keyakinan yang sering lemah pada Tuhan, kita memiliki hawa nafsu yang dominan berkuasa atas diri kita dan kelalaian kita pun amat akut.
Demi Allah , kalau salah satu malaikat yang didekatkan diuji dengan ujian yang ditimpakan kepada manusia pasti ia tak akan mampu bertahan.
Seseorang yang mudah naik pitam dari kita diperintah menahan amarahnya. Seseorang yang punya mata disuruh menundukkan pandangannya. Seseorang yang senang dan pandai bicara diminta untuk diam. Sesorang yang suka tidur disuruh mengerjakan shalat Malam. Seseorang yang ditinggal mati kekasihnya disuruh bersabar. Seseorang yang punya kesehatan prima disuruh bersyukur. Begitu pula saat bangun tidur di waktu pagi, sesorang dari kita diseru oleh agama, “ Carilah untukmu keluargamu, namun berhati-hatilah dalam mencarinya!” Padahal ketika itu, sesuatu yang bukan hasil usahanya sendiri telah bercokol mendalam pada dirinya, seperti cinta istri, cinta anak dan kebutuhan primernya sendiri.
Pertanyaannya kemudian, apakah malaikat punya hal-hal seperti di atas? Bukankah ibadah yang mereka lakukan hanyalah ibadah sederhana yang tak dibarengi sedikitpun penentangan ambisi dan hawa nafsu? Bukankah ibadah yang mereka kerjakan Cuma ibadah fisik yang terdiri dari rukuk, sujud dan tasbih? Bukankah mereka tak punya ibadah-ibadah maknawi seperti yang kita miliki?
Selain itu semua ternyata kebanyakan malaikat bertugas melayani kita manusia. Sebagian bertugas mencatat amal perbuatan kita, sebagian bertugas mendorong kita dan sebagian bertugas mengirimkan angin dan hujan kepada kita
Jangan sekali-kali menganggapku telah meremehkan ibadah para malaikat karena mereka sangat takut dan berhati-hati lantaran mereka mengetahui keagungan Sang Pencipta. Namun aku hanya ingin menjelaskan bahwa keyakinan makhluk yang tak pernah bersalah adalah sesuatu Yang biasa , sedangkan penyesalan makhluk yang tenggelam dalam kesalahan merupakan hal yang luar biasa, karena ia mampu mengangkat ruhnya ketingkat yang lebih tinggi. Karena itu wahai saudara-saudaraku, sadarilah kemuliaan diri anda dan peliharalah substansi diri anda, Jangan sekali-kali anda mengotorinya dengan dosa-dosa yang anda lakukan. Jangan pula biarkan diri Anda terjerumus ke tingkatan binatang karena kesalahan-kesalahan yang anda kerjakan, sebab anda punya potensi untuk lebih unggul atas malaikat ! (..Jangan pula menyesal telah Allah ciptakan sebagai manusia, dialah khalifah Allah di muka bumi..)
Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah Yang Maha luhur lagi Maha besar ..
(Ibnu Al Jauzi, Saidul Khatir ).