Eramuslim – Salah satu amalan hati adalah Al-Mahabbah. Dalam pandangan tasawuf, mahabbah artinya mencintai Allah yang di dalamnya mengandung arti patuh kepada-Nya sekaligus membenci sikap yang melawan kepada-Nya. Dijelaskan dalam buku Tafsir Al-‘Usyr Al-Akhir, dengan cinta pada Allah, Rasulnya dan orang-orang yang beriman, kelezatan iman akan didapatkan.
Rasulullah SAW bersabda : “Ada tiga perkara, siapa yang terkumpul pada dirinya maka ia akan merasakan kelezatan iman. Yaitu bila Allah dan Rasulnya lebih dia cintai dari selain keduanya, agar seseorang tidak dicintai kecuali karena Allah dan agar ia benci untuk kembali pada kekufuran setelah Allah menyelamatkan darinya sebagaimana bencinya jika dilemparkan ke dalam neraka.” (Mutaffaq ‘Alaihi).
Jika pohon keimanan telah tertanam dalam hati kemudian disirami dengan air keikhlasan dan mencontoh Rasulullah SAW maka, hal itu akan membuahkan berbagai macam buah pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Ada empat jenis mahabbah, sebagai berikut:
1. Mahabbatullah (cinta kepada Allah), inilah pokok dari keimanan.
2. Cinta dan benci karena Allah. Hukumnya adalah wajib.
3. Cinta bersama Allah. Ini sama artinya dengan selainnya dalam cinta yang wajib, seperti cintanya orang-orang musyrik pada tuhan-tuhan mereka. Ini adalah pokok dari kesyirikan.
4. Cinta yang alami, seperti cinta kepada kedua orang tua, anak dan makanan. Ini diperbolehkan. Jika kamu ingin dicintai Allah, maka zuhudlah di dunia. Rasulullah SAW bersabda: “Zuhudlah di dunia, Allah akan mencintaimu,” (HR Ibnu Majah). (Rol)