Allah yang lebih mengetahui akibat terbaik setiap perkara. Allah yang Mahatahu yang paling maslahat untuk unrusan dunia dan akhirat kita. Sedangkan kita sendiri tidak mengetahui yang terbaik dan yang jelek untuk kita. (Tafsir Az-Zahrawain, hlm. 348-349)
Faedah dari Ayat:
– Jihad memang tidak disukai oleh jiwa karena banyaknya kesulitan di dalamnya. Akan tetapi orang yang beriman dan iman itu jujur menyukai jihad karena di dalamnya terdapat keutamaan yang besar. Orang yang berjihad berarti telah mendahulukan ridha Allah dari jiwa dan hartanya.
– Secara tabiat manusia benci dengan peperangan. Akan tetapi orang yang beriman selalu ridha dengan hukum syari yang Allah wajibkan. Walau orang beriman merasa berat namun ia tidak membenci hukum jihad selamanya.
– Kita diajarkan ridha kepada takdir. Boleh jadi manusia benci pada ketetapan Allah, namun di balik itu ada kebaikan yang banyak.
– Hendaknya kita ridha kepada takdir Allah yang dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan.
– Manusia tidak mengetahui hal ghaib, tentang yang terbaik atau jelek baginya di masa akan datang.
– Hendaklah seorang hamba beradab kepada Allah, hendaklah ia tidak memaksa pilihannya kepada Allah. Kita bisa mencontoh dalam doa istikharah disebutkan, Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak.
– Kita harus meyakini bahwa semua syariat Allah di dalamnya ada kebaikan dan maslahat.
Semoga Allah memberikan faedah dan ilmu yang bermanfaat. (Inilah)
Referensi: Tafsir As-Sadi; Tafsir Az-Zahrawain
Oleh Muhammad Abduh Tuasikal