Eramuslim – Cemburu merupakan bagian yang tak terpisahkan dari cinta. Karenanya, besar kecilnya cemburu juga tergantung pada besar kecilnya cinta seseorang kepada kekasih yang dicintainya. Dan cemburu merupakan salah satu sifat Allah SWT.
Imam Ibnu Qayyim Al-Jauzi dalam kitabnya berjudul Raudhah Al-Muhibbin menjelaskan, terdapat dua kriteria cemburu, yaitu cemburu karena kekasih dan cemburu terhadap kekasih. Cemburu karena kekasih, yaitu perasaan atau semangat menggelora disertai kemarahan karena hak, kehormatan, dan keselamatan kekasih yang dicintainya diganggu atau dihinakan orang lain.
Termasuk dalam kecemburuan jenis ini adalah kecemburuan para Nabi dan pengikut mereka karena Allah SWT, yakni ketika melihat ada orang yang menyekutukan Allah, melanggar kehormatan-Nya, dan mendurhakai perintah-Nya. Cemburu semacam inilah yang mendorong pencinta dengan sangat kuat mengorbankan jiwa, harta, dan kehormatannya demi sang kekasih.
Sedangkan, cemburu terhadap kekasih adalah kemarahan seorang pencinta ketika ada orang lain yang juga mencintai kekasihnya. Dan cemburu, merupakan salah satu sifat Allah. Alquran menyebutkan redaksinya sebagai berikut: “Rabb-ku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang tampak maupun yang tersembunyi,”.
Salah satu wujud kecemburuan Allah karena hamba-Nya adalah perlindungan Allah atas seorang hamba dari segala sesuatu yang membahayakan dirinya kelak di akhirat. Sesungguhnya Allah melindungi hamba-Nya yang mukmin di dunia, sebagaimana salah seorang di antara kalian melindungi orang yang sakit dari makanan dan minuman. (Rol)