Terdapat lebih dari 200 ayat Alquran yang mengandung kata air atau hal yang berhubungan dengan air, seperti hujan, sungai, laut, awan, mata air dan lain-lain. Di antara ayat-ayat itu terdapat uraian tentang proses-proses air di alam dengan ringkas tetapi sangat jelas, misalnya proses terjadinya hujan dan daur air.
Beberapa peristiwa alam yang berkaitan dengan air disebutkan dalam bentuk sumpah (qasam). Proses-proses alam yang berkaitan dengan air banyak pula dipakai sebagai kiasan dalam menggambarkan hubungan sebab suatu perbuatan (amal) dengan akibatnya yang akan diperoleh manusia baik di dunia maupun di akhirat.
Allah berfirman dalam surah al-Hijr ayat 45, “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir).”
Keberadaan air di akhirat, peran dan pengaruhnya bagi manusia sangat tergantung pada amalan-amalan yang telah diperbuat terdahulu semasa masih di dunia. Keberadaan air di mana-mana, termasuk di surga dan neraka, mengindikasikan bahwa air tidak pernah terpisah jauh dari kehidupan manusia.
Bahkan pada kenyataan yang kita hadapi di dunia ini pun, air merupakan benda bermanfaat bagi manusia, acapkali menimbulkan masalah dan bencana.
Secara langsung dan tidak, manfaat dan persoalan yang berkaitan dengan air pada dasarnya akibat tindakan manusia. Sementara itu cara kita berperilaku sehubungan dengan air tampaknya lebih banyak diatur dalam hadis, misalnya, Permintaan seseorang yang tidak boleh ditolak, apabila persediaan cukup, adalah air, api, dan garam.
“Ayahku meminta izin kepada Rasulullah, kemudian ia masuk, mencium, dan duduk bersanding dengan beliau. Lalu ia bertanya, “Wahai Rasulullah, permintaan apakah yang tidak boleh ditolak?” Beliau menjawab, “Air.”