Eramuslim – DENGAN berpegang pada peristiwa yang terjadi pada berbagai bangsa, baik yang kuat maupun yang lemah, baik bangsa itu beragama atau tidak, kita akan dapat memahami, bahwasanya tidak ada suatu bangsa pun yang dapat bertahan.
Tidak ada bangsa yang tetap kuat serta kukuh eksistensi dan posisinya, atau tetap kedaulatan dan kekuasannya, melainkan dengan kewaspadaan dalam menjaga timbulnya sumber-sumber kerusakan. Tidak ada suatu bangsa pun menjadi lemah dan lumpuh, melainkan karena adanya malapetaka yang menimpa bangsa itu dan ditempuhnya jalan yang menjurus kepada akibat buruk yang dialaminya.
Allah berfirman, “Sebagai sunah Allah yang berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu sebelummu, dan kamu sekali-kali tidak akan mendapati perubahan pada sunah Allah” (al-Ahzab, 62). Kerusakan dapat masuk menembus ke dalam tubuh lapisan umat, serta mendatangkan kelemahan dari beberapa jurusan.
Ada enam sebab bagi keruntuhan bangsa
1. Psikologisnya mudah jatuh terpengaruh oleh sensasi yang ditimbukan antara mereka, isu-isu serta kebatilan yang disiarkan di kalangan mereka.
2. Rusaknya persatuan di kalangan anggota umat dan tidak bersatunya mereka di sekeliling sasaran perjuangan dan tujuannya.
3. Keengganan bergerak melawan hal-hal yang diperbuat oleh generasi penerus mereka di dalam kehidupan, berupa pelanggaran, kefasikan dan dosa, sehingga wabah itu menyebarluaskan penyakit pada tubuh umat, merasuk segenap umat, jauh dari kebaikan dan kesuksesan.
4. Tertipunya mereka oleh penampilan lahiriah dari musuh-musuhnya dan keyakinan yang keliru akan adanya keikhlasan dan kejujuran di pihak musuh-musuh itu, lalu umat ini bergaul serta mengikat diri pada tali persahabatan dengan musuh-musuh itu.