Eramuslim – Perjalanan hidup tak selalu berjalan mulus. Suka dan duka dipergilirkan. Situasi juga kondisi terkadang tak sesuai yang diharapkan. Manusia ingin bahagia, tapi tak sedikit berujung kecewa. Berbagai cara ditempuh untuk mewujudkannya, tapi bahagia tak kunjung tiba.
Sejatinya bahagia itu bergantung kita, bukan kata mereka, apalagi si dia yang suka mencari cela. Sikap kitalah yang menentukan atas apa yang terjadi dan dialami menjadi sumber bahagia atau sengsara.
Memperjuangkan kebahagiaan dengan segenap tenaga dan berdasarkan tuntunan-Nya dianjurkan kepada manusia untuk terus berusaha dan berdoa. Jika menginginkan sesuatu, mintalah kepada Allah SWT dengan diiringi ketaatan jiwa raga.
Sedikitnya ada lima sikap sebagai kunci meraih bahagia. Pertama, selalu bersyukur dan rasakanlah hidup akan selalu dihiasi kenikmatan. Menyadari betapa kebahagiaan yang diberikan Allah begitu nyata. Andai kata terus menghitung nikmat-Nya, akan habislah pikiran, ingatan, tinta, dan semua kertas sebelum sempat menghitung dan menuliskan semuanya. (QS an-Nahl: 34).
Sadarilah, nikmat tidak melulu tentang harta, pangkat, dan jabatan. Tubuh yang sehat, keluarga yang harmonis, anak yang saleh adalah sebagian kecil nikmat yang sering luput disyukuri. Barang siapa bersyukur dengan nikmat yang sedikit, ia akan diberikan limpahan nikmat, terbebas dari belenggu tipu daya harta.