“Sehebat apa pun kalau caranya salah tidak jadi amal. Maka rugi kita menggunakan segenap potensi, waktu, tenaga, pikiran, keluarga, kalau tidak jadi amal, rugi. Karena mati tidak akan membawa bisnisnya tapi amalnya yang dibawa,” kata Aa Gym.
Ketiga, dia berpesan agar menjadikan bisnis sebagai sarana mendakwahkan kebenaran. Menurut dia, sebisa mungkin bisnis itu harus menjadi bagian dari dakwah, sehingga lebih banyak lagi orang yang mengenal indahnya Islam.
“Dan yang keempat, bisnis adalah sarana mujahadah, harus makin terlatih mengendalikan diri, mengendalikan pikiran, mengendalikan keinginan, mengendalikan amarah, mengendalikan nafsu, syahwat, dan mengendalikan hati,” kata Aa.
MQEF baru didirikan oleh para pengusaha Muslim yang berada Kuningan, khususnya yang menjadi pengikut Aa Gym. Kedepannya, Aa Gym berharap MQEF bisa segera dibangun di daerah-daerah lainnya, termasuk di Bandung.
“Mudah-mudahan MQEF ini bisa menular ke kota-kota lainnya sehingga makin banyak yang memiliki visi yang sama, yaitu bisnis menguatkan iman, bisnis menjadi amal saleh, bisnis menjadi dakwah, dan bisnis membuat pribadi kita lebih sabar,” katanya.
Presiden MQEF Kuningan, Sahrudin menjelaskan, MQEF didirikan sejak 2017 sebagai wadah pengusaha Muslim muda sampai pengusaha Muslim kelas kakap. Namun, menurut dia, perkumpulan pengusaha ini tidak terlepas dari sosok Aa Gym sebagai pendakwah dan ulama.
“Ini tempat berkumpul dan saling bertukar pikiran agar kita menjadi kuat. Karena, perkonomianlah satu-satunya penunjang dakwah. Jadi kita di sini berjihad di bidang ekonomi,” ujar Sahrudin kepada Republika.co.id.
Menurut dia, tujuan didirikannya MQEF ini karena merasa miris melihat pengusaha Muslim yang berserakan. Karena itu, menurut dia, MQEF akan memberikan pembinaan terhadap pengusaha muslim, baik dalam hal manajemen bisnis dan spiritual.